Eskrim tanda sebuah arti persaudaraan (Ukhuwwah)

Persaudaraan (ukhuwwah) antar sesama teman yang seperjuangan, senasib, dan sepenanggunagan, pasti mempunyai ikatan batin yang kuat. Kadang melebihi ikatan dari saudara kandung. Saya sangat senang membahas tentang sebuah persaudaraan yang akhirnya menimbulkan sebuah istilah sahabat sejati. Entahlah, mungkin karena sahabat-sahabat sayalah yang selama ini berada disamping saya, membuat saya merasa tidak mengalami kebosanan dalam hidup, mewarnai hari-hari yang indah bersama, hari-hari yang gila, memberikan sebuah motivasi kuat, memberikan bahu mereka untuk senantiasa menjadii sandaran, menjadi pendengar sejati, dan memberikan air mata mereka disaat kita terluka. Keikhlasan persahabatan membuat hati ini yang kosong menjadi berisi, sebuah kasih sayang yang tulus dari mereka.

Ikatan yang kuat dan suci itu mengingatkan pada sebuah eskrim. Ya,,,, rasa ukhuwwah sama dengan seperti kita memakan Eskrim. Saya terlalu senang dan cinta dengan eskrim,,, makanya mengambil sebuah filosofi eskrim untuk mengambarkan tentang berbagai macam rasa persaudaraan. Teori ini dengan susah payah saya cari, teori selama 22 tahun 6 bulan melakukan pencarian dan timbullah sebuah teori yang saya beri nama “Teori relatifitas Eskrim”. Hmmm….. mencoba meniru einsten yang mengeluarkan sebuah teori relativitas yaitu e=mc2. Salah satu teman saya di SMA menceritakan proses bertemunya rumus itu. Pada suatu hari, Bang einsten jalan-jalan dan karena kehausan, dia mendatangi sebuah kantin,, Nah, dia ini pendatang baru di kota ini, ketika itu dia melihat menu minuman dengan naman ‘cendol’ (minuman seperti dawet). Karena penasaran akhirnya Bang Einsten memesan cendol. Ketika dia meminum cendol yang terbuat dari santan+gulamerah+biji cendol, dia merasakan kenikmatan yang tidak dia temui di eropa sana. Ternyata rasanya enak sekali, terus dia memesan 1 gelas cendol lagi, setelah meminum 2 gelas cendol akhirnya dia mendapat inspirasi sebuag teori e=mc2 yaitu e= enak, m=makan, c2=cendol-cendol (karena minum 2 gelas), dan dikenal dengan “teori relativitas cendol”. Kejadian ini sama dengan proses yang saya alami.^^

Teman-teman pasti sudah mengetahui rasa eskrim seperti apa. Seribu kali mencoba dengan rasa yang sama pasti kita tidak akan pernah bosan memakannya. Eskrim yang dimakan semua golongan, dinikmati dari muda sampai tua, dari hidup sampai mati pun tak akan pernah bosan dengan eskrim. Hal serupa dialamai dengan yang namanya “Ukhuwwah”, Ketika terjalin sebuah ikatan persahabatan yang kuat, maka sepanjang hidup sampai mati tidak akan pernah dilupakan. Eskrim yang berbeda rasanya (walau sama rasa), seperti warna-warni dalam sebuah persahabatan. Warna-warni eskrim, variasi rasa eskrim, sama halnya dengan lika liku perjalanan persahabatan.

1. Rasa manis eskrim = rasa ‘suka’ (menciptakan momen-momen manis), tertawa bersama, canda bersama, cengar-cengir terhadap kegilaan yang dibuat, tersenyum melihat saudara kita bahagia, tersenyum melihat keberhasilan tujuan dan cita-cita bersama, menangis terharu melihat teman yang menikah, terharu bersama bisa memperjuangkan apa yang kita perjuangkan, tersenyum lebar ketika bisa menaklukan dunia,,, itulah rasa manis eskrim.

2. Rasa Kecut = rasa ‘kecewa’. Ekspresi ketika merasakan kecut adalah mimic wajah yang tidak suka, kemudian ketagihan. sama dengan persaudaraan /persahabatan, pasti ada rasa kecewa karena sahabat yang lalai akan kesalahannya, ketika ada perselisihan pendapat, perbedaan pemikiran, tapi perbedaan itu yang menyatukan ikatan ukhuwwah.

3. Rasa Asin = rasa “memahami”. kenapa asin saya bilang memahami??? karena asin mempunyai rasa ingin memahami tentang rasanya yang asin, tapi membuat masakan begitu gurih dan enak. tanpa garam masakan akan hambar, begitu pula dengan persahabataan yang dituntut utk saling memahami dalam kondisi senang maupun susah.

4. Rasa pahit = rasa ‘tidak suka’. didlam ikatan persahabatan pasti ada rasa tidak suka dengan tingkah laku sahabat kita, kebiasaan dia, dll. Tapi disinilah letak cobaan didalam sebuah ‘hubungan’. jika kamu ingin dimengerti, maka mengertilah sahabat dan temanmu.

5. Rasa ‘cream/susu’ = rasa ‘percaya’. Tanpa susu/cream, maka ice cream tidaklah menjadi ice cream yang enak. persis dengan persahabatan, tanpa kepercayaann maka tidak ada lagi rasa persaudaraan/persahabatan. Karean ‘percaya’ lah, kita bisa mengeluarkan semua isi di hati, mengeluarkan semua kepedihan, sehingga hati merasa lega. Dengan ‘percaya’ lah, antara sahabat bias saling member apa yang dia miliki, termasuk diri mereka sendiri untuk sebuah pengorbanan agar sahabat nya merasa bahagia…

Jadi,,, ice cream wall’s, campina, es doger, es teller, dan kawan-kawannya… tidak akan nikmat jika tidak memakai susu/cream….

dan susu/cream merupakan hal yang terpenting… begitupula dengan persahabatan yaitu ‘kepercayaan’….

 

\

 

 

 

NB: tulisan ini ade persembahakann utk sahabat-sahabat ade yg bersedia meminjamkan bahunya dan meminjamkan telinga mereka untuk mendengar keluh kesah, dan terimakasih kebersamaan kita dalam perjalanan ini… ade sayang kalian semua….akhirnya selesai juga dan di post. ^_^

6 thoughts on “Eskrim tanda sebuah arti persaudaraan (Ukhuwwah)

  1. Ayo segera dipatenkan ‘Teori relativitas es krimnya’… by Ade Immoko.. :))

    Aaarrghh, bikin kangeeen..
    Pengen kumpul lagi, makan eskrim bareng..
    :’)

  2. Tehaluuu…
    Mksh syg. :*
    Luph u too. Smga persahabatan qta kekal abadi slamanya dan qta bisa sama2 saling menyemangati. Amiin…

    Hahaaa.. Klo teori dr asam pedas, ade tak ee? Hm, kyknya bisa jg. 😛

    1. hahahha,,,luph u too. amin amin…. takpape kite sering bertengkar, lebih bagosss…..
      boleh juga tu teori asam pedas, engko aja yg buat e ri…. 🙂 aq minta nantiiii

your comment :)