Tragedi July “Hikmah Sebuah Do’a”

Cerita ini belum sempat saya tuangkan dalam sebuah tulisan. Tapi saya coba luangkan untuk membuat ini menjadi tulisan, mumpung dikantor waktu istirahat bs dimanfaatkan semaksimalkan karena mau ngenet, nonton film di Hard Disk ga bs, semua akses dikantor dan USB diblock sama perusahaan. Makanya, saya iseng iseng buat tulisan ini, sambil berbagi pengalaman. 🙂

Tepat tanggal 22/07/11Hari khamis, saya memberanikan diri untuk tidak masuk kantor, cuti saya sebenarnya  belum mendapat ACC dari HOD (Head of Departmment) karena si Bapak lagi pulang kampung ke Perancis. Tapi dengan bermodal nekat, saya tetap cuti dengan berbekal restu dari leadear, si aki yang juga  berketurunan perancis. Sebenarnya sempat merasa ragu untuk berangkat, tapi apalah daya abang sematawayang nomor 2 dari 6 bersaudara akan mengadakan pesta pernikahan di kota padang. Perasaan saya bercampur aduk sih, senang dan cemas, cemas karena takut di cari HOD, senangnya karen si abang akhirnya diumur yg sudah melampaui cukup matang, dia akan melepaskan masa lajang nya. Semoga bahagia ya bg…

Tapi bukan it yang ingin saya ceritakan, perjalanan menuju ke Padang tempat resepsi dari pernikhan abg yang membuat saya dan keluarga merasa trauma. Semoga kejadian ini menjadi yang pertama dan terakhir bagiku. Aminn ya Allah….

Saya berangkat ke kota Padang bersama keluarga dari kakak yang terdiri dari abang ipar (rama), kakak (mely), 2 keponakan (fiqi&felly),dan keponaka dari abang pertama, bg beny, yaitu dinda. Kami melakukan perjalanan dari dumai-padang dengan mobil travel. Mobil pertama yang menjemput kami lumayan bagus, namun kami harus berpindah mobil ketika sampai ke kantor travel. Alasan mengapa kami dipindahkan, saya tidak tahu. Ketika menaiki mobil, saya memperhatikan keadaan mobil sudah agak tua tapi masih bagus. Kondisi AC mobil juga tdk terlalu bagus. Tapi untunglah… kami berangkat pada malam hari, sehingga hal itu bukan menjadi suatu masalah.

Si fiqi, anak pertama kakak saya, sebenarnya ogah-ogahan mau naik nih mobil.. mukanya cemberut (tau ja nih bocah, mobil bagus dan gak). Mau ga mau dia harus nurut, kalo ga ntar ditinggal (hahaha). Itu adalah ancaman yang ampuh untuk anak yang mau beranjak usia 5 tahun XD.

Pada perjalanan mlm ini, mobil kami tidak penuh dengan penumpang. Hanya sekitar 9 orang, it sudah termasuk keluargaku. Selama perjalanan, saya memilih duduk didepan karena firasat saya mengatakan harus duduk dekat dengan pak sopir. Akhirnya saya duduk didepan bersama dinda, kak Mely beserta kelurga duduk di tengah, dan 2 orang penumpang lainya lagi dibelakang. Sebelum mobil jalan, saya mengajak dinda untuk berdoa bersama agar kami semua selamat dalam perjalanan. “bismillahi tawa kaltu alallahi lahallala wala kuwata illa billah”… Doa it yang selalu saya lakukan ketika akan keluar dari rumah, sebenarnya ada doa khusus untuk perjalanan dgn mobil kendaraan, tapi saya ga hafal hahahahahahaha….. *maafkan aq ya Allah..

Mobil sudah meluncur menjauhi kota dumai, sempat sedikit mengalami kemacetan gara-gara ada truck mengalamai kerusakan, sehingga mobil kami terpakasa menunggu antrian untuk jalan melewati mobil it. kondisi jalan Kota Dumai ke Padang sangat lah buruk, banyak lubang disana sini, mungkin dikarenakan Riau merusakan tempat hasil kelapa sawit, semen,dll. sehingga banyak truk-trk besar yang
sering melewati jalan ini. Alhasil, karena pembebanan secara terus menerus, makanya jalan rusak.

Jam tangan menunjukkan pukul 23.15, saya melihat kebagian tengah mobil, semua keluarga sudah tidur, sedangkan si Dinda sudah tidur di pangkuan saya. Hanya saya saja seorang diri yang terjaga pada saat malam it. Ada perasaan untuk terus melihat kedepan dan mengajak supir untuk ngobrol.. entahh kenapa.

Pada malam it, kelihatn sekali kalo pak supir sudah kelelahan, matanya sudah mulai mengantuk. Tapi saya mencoba untuk mengajak dia ngobrol. Sebenarnya cara it sedikit ampuh, tapi sayang si bapak tidak terlalu respons dgn apa yg saya omongin :(. Ketika saya bertanya A, dia hanya menjawab Ya/tidak, dan hanya menjawab 2-4 kata.. bukan kalimat panjang yang mmpunya 3 sampai dngn 4 klausa. *kok ngomongin bahasa indonesia. Tapi aq ga peduli, yang ada dibenak saya adalah bagaimana caranya agar si bapak ga ngantuk dan kami selamat sampai tujuan.

Disaat perjalanan, saya  mulai merasa khawatir. Si bapak membawa mobil dengan kecepatan tinggi. Sering kali posisi mobil berada ditengah jalan atau dikanan. Saya sudah merasa was was, jantung saya dag dig dug, daan mulut saya berkomat kamit membaca doa “YA allah, selamatkanlah aq dan keluarga ku”, kata-kata itu yang terus saya ucapkan.

Mata saya sudah ga tahan lagi, dikelopak mata ini seperti ada 10 domba yang nongkrong, waktu sudah diatas jam12 malam. Pada saat it, saya sempat tertidur sebentar dan mendapat mimpi singkat yang menurut saya it sebagai pertanda.

Didalam mimpi itu, kondisi nya sama dengan kondisi sekarang. Saya duduk di sebelah pak supir dan tertidur. Tiba-tiba ada orang dibelakang yang memukul pundak saya untuk membangunkan. Orang it berkata “Ade, ade, bangun!! Ajaklah selalu pak sopirnya ngobrol. Bapaknya sudah ngantuk berat, nanti terjadi sesuatu”..

Saya terbangun dan langsung sadar. Saya lihat kebelakang untuk mencari tahu siapa orang itu, tapi kenyataanya adalah semuanya dalam posisi tidur. Astaghfirullah…..mungkin ini pertanda agar saya tetap terjaga malam ini.

Mulai saat itu, mata saya melek terus seperti burung hantu. Saya mencoba ngobrol dengan si Bapak, bertanya ini itu. Tapi tetap aja jawabannya ya/tidak. Kelihatan sekali si bapak kelelahan. Si bapak membawa mobil sudah ga karuan skrg. Ketika jalan lurus, ia berkecepatan tinggi dengan posisi mobil ditengah. Ketika tikungan atau belokan yang curam, apabila kosong, dia tetap dengan kecepatan tinggi. Apabila ada mobil truk dari berlawanan arah, dia mencoba mengrem dan berhenti, sepertinya si bapak takut kehilangan kendali.
Jujur saya takut dan sesekali berteriak “Awas pak!!”. Batin saya selalu berdoa memohon kepada Allah agar kami selamat.

Si bapak melakukan itu untuk mengejar waktu, karena sampai dengn pukul 04 pagi pun, kami belum sampai di kelok 99. Kelok 99 mempunyai kelokan/tikungan yang cukup tajam. Jalannya yang berbelok-belok mengikuti alur seperti gunung, dan lebar jalannya juga tidak terlalu lebar, boleh dibilang hanya cukup untuk 2 truk. Antara jalan dan jurang, tidak dikasih tembok besar, hanya pembatas kecil, dan di beberapa posisi saja yang ada tanda bila kena sinar akan berkilau. Penerangannya jalan juga tidak ada, hanya bulan dan lampu mobil sebagai penerangan jalan.

Sumpah, mata saya sudah ga kuat lagi. Jam tangan menunjukkan 04.30 pagi. Terdengar azan sudah berkumandangan. Ka Meli dan Bang Rama akhirnya bangun juga. Saya memberi kode kebelakang kalo bapaknya ngantuk dan membawa mobil udah ga karuan.

Akhirnya, Mobil kami berhenti di sebuah mushola. Saya pikir, kami akan berhenti dulu untuk beristirahat, ternyata tidak. Si bapak hanya mencuci muka agar ngantuknya hilang. Dia ngomong ke bg rama yang mengikuti menuju tempat wudhu, katanya kita akan beristirahat ketika udah masuk kelok 99 di daerah rumah makan. Okelah kalo begitu pak…

Kemudian kami melanjutkan perjalanan. Ternyata sama saja, hawa dingin dan angin luar membuat bapak it semakin kelelahan, dan sesekali mencoba menutup mata. Dan mata saya pun mengikuti alur mata si bapak. Saya berani untuk memejamkan mata, karena saya sudah memberi pesan ke belakang agar mereka mengobrol dengan bapaknya dan kak meli pun mengangguk.

Akhirnya kami pun masuk ke kelok 99. Sibapak memberi informasi itu kepada saya. Saya melihat jembatan raksasa tinggi menjulang yang akan dibuat sebagai pengganti kelok99. Kondisi jembatan itu masih belum selesai. Katanya, ada cerita mistis dari jembatan itu. Udah beberapa tahun ini, jembatan it masih belum selesai, padahal sudah memakan dana yang luar biasa miliaran rupiah, tapi tetapa aja jembatan it ga nyampe-nyampe disambung. Kononya, para “penghuni” dsn, tidak menyetujui alam mereka dirusak. Sebenarnya alasan jembatan ini dibangun, agar tidak terjadi kecelakaan lagi disini. Kedalaman jurang hampir sekitar 20m. Tingkat kecelakaan didaerah sini sangat lah tinggi, setiap hari pasti ada mobil yang masuk jurang. Orang-orang disani sudah terbiasa apa bila ada mobil terbalik, jatuh, dsb, Naudzubillah mindzalik… semoga it ga terjadi dengan kami.

Setelah melewati kelok99 tersebut, tibalah kami di rumah makan yang dituju, kita akan berhenti untuk makan dan solat,,, ternyata tidak!! Pak supir tetap melaju dijalanan. Saya berfikir positif aja, mungkin si bapak akan memberhentikan kami dirumah makan satu lagi.

Saya mencoba tetap memandang kedepat, tapi mata saya sudah kelelahan, jam menunjukkan pukul 05 kurang, sudah 5 watt maata saya sekarang, oh tidakkk. Saya mulai mengantuk, ketika pejaman pertama,,,
tiba-tiba kakak ku berteriak  “Awas pak!!!!”

Saya membuka mata, melihat kedepan,mobil kami menerobos dan menabrak pembatas jalan. Saya hanya menunduk dan memeluk si dinda yang tidur di pangkuan. Hati saya terus beristighfar dengan sekuatnya. Setelah merasakan hentaman mobil ketanah yang berguling beberapa kali, saya memberanikan diri untuk membukaaa mata….dan yang terlihat hanya gelap, suara tangisan anak-anak, suara kak meli yang menenangkan tangisan anak-anak, dan suara ringkihan sakit yang merupakan suara si bapak supir

Bang Rama berkata “ade,, bs keluar,, abg ga bs,,”
Saya mencoba meraba-raba dan ketika saya melihat kedepan, terlihat daunan yang ternyata sudah tembus ke area luar. Saya mencoba keluar sambil menggendong dinda, alhamdulillah saya dan dinda keluar tanpa hambatan. Saya menyuruh dinda untuk berdiam diri disini. Saya ingin mencari pertolongan, dan ketika melihat keatas ternyata cukup tinggi tebing nya. Sesekali terdengar suara mobil…

Saya mencoba berteriak minta tolong dan dinda pun berteriak minta tolong. Tapi tidak ada satu pun yang muncul. Saya langsung memutuskan untuk mencoba memanjat tebing ini. Saya ga peduli dengan kaki yang tanpa alas, sedangkan Dinda saya suruh dia untuk tetap berada di tepi mobil.

Sewaktu di kampus, saya merupakan anak pecinta alam. Jadi tebing sekitar 4m ini, insyaallah pasti bs diatasi. Alhamdulillah saya berada diatas sekarang. Saya melihat jalan yang sepi, tiba-tiba ada mobil pick up lewat. Segera saja saya berlari ketengah jalan untuk bs menghentikan mobil it sambil melambai.

Saya mencoba ngomong ke 2 orang yang berada di mobil
“Pak tolong, saya mengalami kecelakaan, dan mobilnya terbalik dibawah”
Ternyataaaa,,, orang yang didalamnya tidak percaya dengan apa yang saya katakan, Ya ampun kita lagi sekarat dibawah eh malah ga percaya. Mungkin dipikiran mereka, saya ini maling yang mau mencuri dengan berkedok pura-pura minta tolong.

Mereka hanya tersenyum tanpa menghentikan mobil sambil berkata “mb, maaf ya. Mb mau kemana sih? heheheh”. Ya ampun,,, nih orang ngajak berantemm!!!, batinku.

Mobil itu tetap berjalan pelan yang hampir meninggalkan kami semua. Karena takut ditinggal, saya berlari sambil berteriak….
“sumpahh, demi ALLAH WALLAHU… keluargaku ada dibawah sana, ada 3 orang anak didalam mobil butuh pertolongan,, tolonglah pak, kami butu pertolongan!!”

Mendengar kata-kataku, Si bapak akhirnya percaya. Sesudah itu, Alhamdulillah… kami semua tertolong semua tertolong termasuk Mahar abang yaitu seperangkat alat solat yang berbentuk itik. Kondisi yang paling parah hanya supir nya saja, si supir mengalami patah tangan. Kondisi kami tidak terlalu parah. Anak-anak sedikit mengalami trauma, dan saya alhamdulillah hanya memar sedikit. Kaki bang ramaku agak sedikit terkilir, pipi Kak Meli sedikit memar, bulat biru seperti terlur.

Kami sekeluarga di istirahatkan di salah satu rumah warga disana dan kamipun dijemput oleh Abang sepupu saya yang berada di Padang. Tapi semua harus disyukuri dan mengambil hikmahnya. Alhamdulillah kami masih diberi kesempatan untuk tetap berada di muka bumi ini.

Terimakasih Allah…… Saya benar-benar mengalami mukjizat dari sebuah do’a :). Maka setiap keluar dari rumah, hendaknya kita selalu berdo’a kepada Allah agar diberi perlindungan walaupun jaraknya begitu dekat, karena sebuah kejadian tak terduga akan terjadi dimanapun dan kapanpun. (ad)

Dibawah adalah kondisi mobil travel kami…

One thought on “Tragedi July “Hikmah Sebuah Do’a”

  1. Membaca tulisan ini membuat saya merasakan ikut di dalam perjalanan. Dan tangan itu gatel pengen menghajar kepala bapak supir itu. Sudah lah, yang penting ade dan keluarga selamat.dan semoga si supir bisa belajar dari pengalamannya

your comment :)